BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Kromosom adalah untaian material
genetik yang terdapat didalam setiap sel mahkluk hidup. Setiap sel yang normal
mempunyai 46 kromosom yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex (kromosom
1s/d kromosom 22) dan 1 pasang kromosom sex (kromosom X dan Y) yang menentukan
jenis kelamin.
Kromosom juga berfungsi untuk membawa informasi genetik yang sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan protein-protein tubuh dan dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin atau bayi yang tidak normal.
Kromosom juga berfungsi untuk membawa informasi genetik yang sangat menentukan proses pertumbuhan dan perkembangan janin dan juga fungsi tubuh untuk kehidupan sehari-hari. Proses pertumbuhan ini meliputi pembentukan protein-protein tubuh, sehingga kelainan genetik atau struktur dan jumlah kromosom akan sangat mempengaruhi pembentukan protein-protein tubuh dan dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin atau bayi yang tidak normal.
Setiap orang mendapatkan 1 dari tiap
pasangan kromosom dari ayahnya dan 1 dari ibunya, dengan kata lain setiap orang
mendapatkan 23 kromosom dari ayah (dibawa oleh sperma) dan 23 kromosom dari
ibunya (dibawa oleh sel telur), yang kemudian total menjadi 46 kromosom (23
pasang) setelah pembuahan.
Penyimpangan
kromosom gangguan dalam isi kromosom sel normal, dan merupakan penyebab utama
kondisi genetik pada manusia, seperti sindrom Down. Beberapa kelainan kromosom
tidak menyebabkan penyakit pada operator, seperti translokasi, inversi kromosom
atau, meskipun mereka dapat menyebabkan kesempatan yang lebih tinggi melahirkan
anak dengan kelainan kromosom. Jumlah abnormal kromosom atau set kromosom,
aneuploidi, bisa mematikan atau menimbulkan gangguan genetik, misalnya Sindrom
klinefelter yang merupakan suatu keadaan pada individu yang mempunyai kelebihan
satu kromosom, sehingga susunan kromosomnya adalah 22AA + AAY atau 47,XXY.
Sindrom klinefelter terjadi pada seorang laki-laki. Penderita ini memiliki 47
kromosom, termasuk satu kromosom Y dan dua kromosom X. Oleh karena itu, diperlukan konseling genetik ditawarkan untuk
keluarga yang mungkin membawa penataan ulang kromosom. Penyimpangan
kromosom adalah perubahan dalam struktur kromosom. Ia memiliki peran besar
dalam evolusi.
Pentingnya mengetahui
dan mempelajari masalah mengenai abnormalitas perubahan jumlah kromosom, maka disusunlah makalah ini.
I.2
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.
Apa yang dimaksud
dengan abnormalitas akibat perubahan jumlah kromosom?
2.
Kelainan atau
penyakit apa saja yang ditimbulkan?
3.
Apa penyebab terjadinya perubahan jumlah kromosom?
I.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini yaitu mengetahui apa
saja kelainan yang ditimbulkan akibat terjadinya abnormalitas akibat perubahan
jumlah kromosom dan penyebabnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah
anomali, kelainan atau
penyimpangan kromosom mencerminkan kelainan pada jumlah atau struktural
dalam satu atau lebih kromosom. Kariotipe merujuk ke sebuah set lengkap kromosom dari individu yang dapat
dibandingkan dengan "normal"
kariotipe untuk spesies melalui pengujian genetik. Sebuah anomali kromosom dapat dideteksi atau dikonfirmasi dengan cara ini. Anomali kromosom biasanya terjadi ketika ada kesalahan dalam pembelahan sel meiosis berikut
atau mitosis. Ada
banyak jenis anomali kromosom. Mereka dapat dibagi
dalam dua kelompok dasar, anomali
numerik dan anomali struktural.
II.1
Anomali Numerik
Ini
disebut aneuploidi (jumlah
abnormal kromosom), Aneuploid merupakan mutasi kromosom
yang tidak melibatkan perubahan pada seluruh genom, tetapi terjadi hanya pada
salah satu kromosom dari genom. Pada pembelahan sel, kadang-kadang terjadi
gagal berpisah (nondisjunction). Gagal berpisah dapat terjadi pada meiosis
yaitu pada saat anafase. Gagal berpisah pada meiosis I ditandai dengan
peristiwa yaitu bagian-bagian dari sepasang kromosom yang homolog tidak
bergerak memisahkan diri sebagaimana mestinya. Gagal berpisah juga dapat
terjadi pada pasangan kromatid selama anafase meiosis II.
Gambar 1 :
Sel gagal berpisah
Sumber : http://sule-gratis.blogspot.com
|
Pada Gambar
diatas, terlihat salah satu gamet menerima dua jenis kromosom yang sama dari
salah satu gamet yang lain. Apabila pada saat pembuahan, gamet-gamet yang tidak
normal bersatu dengan gamet yang normal lainnya maka akan menghasilkan
keturunan aneuploid yang memiliki jumlah kromosom yang tidak normal.
Susunan
kromosom tubuh normalnya adalah 2n, namun karena mutasi maka susunan kromosom
menjadi berubah. Pada peristiwa aneuploidi terjadi pengurangan dan penambahan
kromosom. Ada yang kekurangan satu kromosom, atau dua kromosom. Ada juga yang
kelebihan satu kromosom atau dua kromosom.
Bentuk-bentuk peristiwa aneuploid
berakhiran dengan somi, sehingga aneuploid disebut juga dengan aneusomi. Bentuk-bentuk peristiwa
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah.
Gambar 2 : Bentuk-Bentuk Aneuploid
Sumber : http://sule-gratis.blogspot.com
Peristiwa
aneuploid dapat terjadi karena hal-hal berikut ini :
a) Pada saat anafase meiosis I, salah satu kromatid
tidak melekat pada gelendong sehingga jumlah kromosom ada yang berkurang dan
ada yang mengalami kelebihan.
b) Pada saat terjadinya peristiwa gagal berpisah yaitu
tidak terpisahnya kromosom homolog pada waktu profase meiosis I.
Peristiwa
aneuploid dapat terjadi pada manusia, sehingga mengakibatkan sindrom, di
antaranya sebagai berikut :
1.
Sindrom turner
Sindrom turner ditemukan oleh H.H. Turner
pada tahun 1938. Sindrom ini terjadi pada individu yang kehilangan kromosom Y
sehingga hanya mempunyai kromosom X. Individu pada penderita sindrom turner
berjenis kelamin perempuan. Sindrom turner memiliki susunan kromosom 22AA + XO
atau 45,XO. Penderita sindrom turner memiliki karakteristik antara lain:
o gonad
abnormal dan steril
o tubuh pendek
o payudara
tidak berkembang dengan baik
o memiliki
leher yang bersayap
o Terjadi
keterbelakangan mental
o Terdapat
kelainan kardiovaskuler
Gambar 3 : Penderita sindrom Turner dan Kariotipenya
|
2.
Sindrom klinefelter
Sindrom ini ditemukan oleh Klinefelter
pada tahun 1942. Sindrom klinefelter merupakan suatu keadaan pada individu yang
mempunyai kelebihan satu kromosom, sehingga susunan kromosomnya adalah 22AA +
AAY atau 47,XXY. Sindrom klinefelter terjadi pada seorang laki-laki. Penderita
ini memiliki 47 kromosom, termasuk satu kromosom Y dan dua kromosom X. Penderita
sindrom klinefelter memiliki ciri-ciri antara lain:
o memiliki
ukuran tubuh yang tinggi
o memiliki
tangan dan kaki yang lebih panjang
o gonad tidak
berkembang sehingga bersifat steril
o payudara berkembang
o terjadi
keterbelakangan mental
Gambar 4 : Penderita sindrom klinefelter dan
kariotipenya
|
3.
Sindrom edwards
Sindrom edwards ditemukan oleh I.H. Edwards.
Penderita sindrom ini mengalami peristiwa trisomi pada kromosom ke-16, 17, dan
18. Sindrom edwards memiliki ciri-ciri antara lain:
o berumur
pendek, usia rata-rata hanya 6 bulan
o tengkorak
berbentuk agak lonjong
o memiliki bentuk
mulut yang lebih kecil
o bentuk dada
pendek dan lebar
o memiliki
letak telinga yang lebih rendah.
4.
Sindrom down
Sindrom down ini mula-mula diteliti
oleh Langdon
Down pada tahun 1866. Kondisi ini diberi istilah idiot mongoloid.
Keadaan yang terjadi penderita pada sindrom down disebabkan karena adanya suatu
ekstracopy salah satu kromosom yang terkecil pada trisomi 21. Kariotipe pada
penderita sindrom down dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 5 :Kareotipe penderita sindrom down
|
Penderita sindrom down akan memiliki karakteristik
seperti berikut :
o Pada bayi
yang baru lahir terdapat garis-garis pada kedua telapak tangannya yang disebut
dengan sidik dermatoglifik.
o Memiliki
badan yang pendek.
o Memiliki
bentuk wajah agak bulat.
o Memiliki
bentuk mata yang sipit.
o Keadaan mulut
sering terbuka.
o Memiliki
kelainan pada jantung.
o Biasanya
memiliki IQ rendah yaitu di bawah 75.
o Aktivitas
geraknya lamban.
o Memiliki
hidup yang lebih pendek daripada individu yang normal, yaitu sekitar 16 tahun.
Ciri-ciri
penderita sindrom dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 6 : Bentuk kelainan pada
sindrom down
|
Peningkatan umur ibu yang mengandung
janin diduga mengakibatkan tendensi bagi terjadinya penyimpangan ini. Korelasi
antara kejadian sindrom down dan umur bapak adalah kecil. Korelasi antara
penderita sindrom down dengan umur ibu dapat terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 7 :Grafik
kejadian sindrom down pada kelahiran
|
5.
Sindrom patau
Sindrom patau merupakan suatu
keadaan pada individu yang mengalami trisomi pada kromosom ke-13, 14, dan 15.
Penderita sindrom patau memiliki karakteristik sebagai berikut.
o Berumur
pendek, umumnya meninggal pada usia 3 bulan.
o Memiliki
polidaktili.
o Ukuran
struktur otak lebih kecil.
o Mengalami
keterbelakangan mental.
o Bagian bibir
memiliki celah.
o Mengalami
kelemahan pada jantung dan kelainan pada usus.
II.2 Anomali
Stuktural
Perubahan struktur kromosom
mengakibatkan kerusakan bentuk kromosom yang disebut aberasi. Beberapa
peristiwa perubahan struktur kromosom, antara lain seperti berikut :
1. Inversi
Inversi merupakan
mutasi yang terjadi karena perubahan letak gen akibat terpilinnya kromosom pada
saat meiosis sehingga terbentuk kiasma. Tipe kelainan kromosom ini sulit
diidentifikasi secara visual. Pada peristiwa inversi, urutan gen menjadi
terbalik yang disebabkan karena kromosom pecah menjadi dua bagian, bagian
tengahnya menyisip kembali dalam urutan terbalik. Proses inversi dapat dilihat pada
gambar berikut di bawah.
Gambar 8 :Proses inversi
|
Dari Gambar di atas terlihat
hasilnya adalah kromosom yang urutannya terbalik. Kromosom-kromosom homolog
kadang-kadang akan menunjukkan pembentukan gelang pada waktu sinapsis bila
salah satu kromosom mengandung urutan yang terbalik, seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 9 : Homolog-homolog yang menunjukkan
pembentukan gelang pada waktu sinapsis
|
Berdasarkan letak sentromernya, inversi dapat
dibedakan seperti berikut :
a. Inversi
Perisentrik
Inversi ini terjadi karena dua
bagian yang patah terletak pada lengan kromosom yang berlainan sehingga
sentromer terdapat di antara dua bagian yang patah.
b. Inversi
Parasentrik
Inversi ini terjadi karena dua bagian yang patah terletak pada satu lengan
kromosom.
2. Translokasi
Translokasi adalah
peristiwa perpindahan potongan kromosom menuju kromosom lain yang bukan
homolognya. Translokasi dapat menyebabkan kromosom yang terjadi lebih panjang
atau lebih pendek dari sebelumnya. Pada kondisi ini, sepotong kromosom terlepas
dan menautkan diri pada kromosom lain, seperti dapat Anda lihat pada Gambar
berikut:
Gambar 10 : Proses
Translokasi
|
Proses tersebut menunjukkan
peristiwa translokasi yang melibatkan kromosom 15 dan 21. Suatu bagian dari
kromosom 21 bertaut pada kromosom 15. Pada waktu meiosis, salah satu gamet
dapat menerima sepotong kromosom ekstra (tambahan). Jika gamet ini terlibat
dalam fertilisasi, maka zigot akan memiliki sepotong kromosom ekstra seperti
pada trisomi. Gamet yang dihasilkan dari meiosis dalam sel pada Gambar diatas
ada kemungkinan dapat hidup meskipun mengandung kromosom translokasi. Seseorang
yang tumbuh dari gamet tersebut disebut pembawa (carrier) translokasi. Agar
lebih jelas tentang hal ini, cobalah Anda perhatikan Gambar berikut:
Gambar 11 : Kromosom
pembawa translokasi dan gamet-gamet yang diproduksinya
|
Ada beberapa macam peristiwa translokasi antara lain:
a) Translokasi Homozigot
Translokasi
homozigot adalah pertukaran segmen kedua kromosom homolog dengan segmen kedua kromosom
yang bukan homolognya.
b) Translokasi Heterozigot
Pada
translokasi ini terjadi pertukaran satu segmen kromosom ke satu segmen kromosom
yang bukan homolognya.
c) Translokasi Resiprok
Translokasi resiprok terjadi apabila terdapat dua patahan pada dua ujung
yang bukan homolognya masing-masing di satu tempat. Patahan kromosom akan
menyambung kembali tapi bertukar tempatnya. Peristiwa ini dapat dijelaskan
dengan gambar berikut.
Gambar 12 : Translokasi resiprok
|
Keterangan Gambar :
(A).Pertukaran resiprok bagian-bagian kromosom antarnonhomolog
(B).Konfigurasi bentuk silang pada waktu
sinapsis untuk memungkinkan perpasangan gen ke gen
d) Translokasi Robertson
Translokasi
Robertson terjadi apabila kromosom-kromosom akrosentris yaitu kromosom-kromosom
dengan sentromer pada satu ujung sehingga kromosom yang sesungguhnya hanya
mempunyai satu tangan, menyatu pada sentromer membentuk kromosom-kromosom
metasentris, seperti terlihat pada Gambar berikut:
Gambar 13 : Translokasi Robertson
|
Dari Gambar diatas terlihat
penyatuan-penyatuan tersebut dapat terjadi antarhomolog atau nonhomolog.
Peristiwa ini biasanya terjadi pada hewan, misalnya tikus, sedangkan pada
tumbuhan jarang terjadi.Berbagai peristiwa translokasi akan menjadikan individu
menjadi semisteril, ada separo zigot tidak terjadi. Peristiwa-peristiwa
translokasi dapat dijumpai pada kehidupan sehari-hari, di antaranya:
a) sindrom orofaciodigital, sindrom ini mempunyai ciri yaitu cacat pada
bibir atas, jari-jari kaki berukuran gemuk, dan kuku pendek.
b) biji pada tongkol jagung, ada yang sebagian normal dan ada juga yang
sebagian tidak normal.
c) terjadinya mongolisme translokasi
3. Duplikasi
Duplikasi merupakan peristiwa
penambahan dan penggandaan patahan kromosom dari kromosom lain yang sehomolog.
Duplikasi dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 14
: Proses duplikasi
|
Peristiwa duplikasi ini dapat
dijumpai pada kehidupan di antaranya dapat ditemukan pada fragile X sindrom
yang menyebabkan kemunduran pada mental. Selain itu dapat ditemukan pula pada
mutasi-mutasi bar dalam Drosophilla
melanogaster yang mengakibatkan kelainan struktur mata yang disebabkan oleh
duplikasi suatu daerah dalam kromosom X yang diperlihatkan oleh pola barik dari
kromosom politen, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar
15 : Mata Drosophilla melanogaster
|
Keterangan Gambar :
A. Fenotipe bentuk mata
yang berubah
B. Duplikasi barik-barik pada kromosom
4. Delesi
Delesi merupakan peristiwa
pengurangan suatu kromosom akibat sebagian kromosom pindah pada kromosom lain, karena
adanya patahan. Salah satu sindrom pada manusia yang disebabkan oleh delesi
yaitu sindrom cri-du-chat. Delesi dapat dijelaskan melalui gambar berikut.
Gambar 16
: Delesi
|
Pada Gambar diatas terlihat adanya
kehilangan bagian dari kromosom. Pada keadaan ini biasanya akan mengakibatkan
formasi gelang pada waktu sinapsis, seperti terlihat pada Gambar berikut:
Gambar
17 : Formasi gelang pada saat sinapsis
|
Peristiwa delesi yang sudah
dijelaskan tersebut dapat terjadi pada kehidupan sehari-hari terutama pada
manusia, antara lain ditemukan kelainan-kelainan berikut :
a)
Actino mongolisme
Sindrom Actino mongolisme memiliki karakteristik
antara lain:
·
cenderung berumur pendek;
·
mata mengalami kerusakan sejak dilahirkan;
·
letak telinga agak rendah;
·
memiliki struktur pada puncak hidung agak lebar.
b)
Sindrom cri-du-chat
Sindrom cri-du-chat terjadi pada
anak yang dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5.
5.Isokromosom
Isokromosom merupakan mutasi
kromosom yang terjadi pada waktu menduplikasikan diri. Kondisi ini bertentangan
dengan translokasi Robertson. Coba Anda ingat kembali tentang translokasi
Robertson dan bandingkanlah peristiwa isokromosom seperti terlihat pada gambar
berikut.
Gambar 18 : Pembentukan dua isokromosom akrosentris
|
Gambar diatas memperlihatkan pada
peristiwa isokromosom terjadi pembelahan suatu kromosom metasentris yang
berduplikasi pada sentromer membentuk dua isokromosom akrosentris, dengan
duplikasi terbalik secara genetis pada kedua tangannya. Peristiwa tersebut
dapat dilihat dalam kariotipe dari banyak spesies tumbuhan dan hewan.
6.
Katenasi
Katenasi merupakan peristiwa saling
menempelnya ujung-ujung kromosom yang saling berdekatan sehingga membentuk
lingkaran. Hal ini dimulai dari patahnya kromosom di dua tempat, kemudian
bagian yang patah tersebut lepas dan saling mendekat. Peristiwa katenasi ini
biasanya didahului dengan translokasi. Agar lebih jelas perhatikan gambar
berikut.
Gambar 19 : Katenasi
|
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini yaitu abnormalitas akibat perubahan jumlah kromosom terjadi
karena adanya mutasi pada kromosom yang dapat menyebabkan kromosom mengalami
anomali numerik dan anomali strkuktural. Anomali numerik berupa sindrom,
sedangkan anomali struktural berupa perubahan struktur kromosom
III.2 Saran
Di zaman modern ini,
manusiadihadapkan pada banyak kemudahan yang dapat menyebabkan kromosom
mengalami mutasi. Oleh karena itu, sebaiknya kita menggunakan atau mengkonsumsi
bahan-bahan yang baik bagi tubuh dan menjaga lingkungan agar terjauh dari mutagen.
DAFTAR PUSTAKA
http://alamsyahnurm.blogspot.com
sumbernya kurang valid
BalasHapusTungsten Titanium - TiNanium-Arts | TiNanium-Arts | TiNanium-Arts
BalasHapusTungsten Titanium is the ford edge titanium 2019 finest gold alloy in the manufacture 4x8 sheet metal prices near me of titanium and titanium alloy nier replicant is ideal for high titanium screws performance projects. ti89 titanium calculator tungsten titanium. titanium. tungsten.